Jenis - Jenis Tanaman Hortikultura

No comments
Jenis - Jenis Tanaman Hortikultura - Hortikultura adalah salah satu jenis tanaman yang di budidayakan manusia. Pengertian hortikultura adalah tanaman yang walnya dibudidayakan di kebun atau pekarangan, berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya). Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Ada Macamatau jenis-jenis tanaman Hortikultura yang di bedakan berdasar hasil produknya.

Jenis - Jenis Tanaman Hortikultura

Jenis-jenis Tanaman Hortikultur:
1. Pomologi / Frutikultur (tanaman buah): Manggis, Mangga, Apel, Durian
2. Florikultura (tanaman bunga): Melati, Mawar, Krisan, Anyelir, Begonia, Bugenvil, dll
3. Olerikultura (tanaman sayur): Tomat, Selada, Bayam, Wortel, Kentang,
4. Biofarmaka (tanman obat): Rosela, Kunyit, Kumis kucing, Pegagan dll

Pada perkembangannya, tanaman hortikultur menjadi tanaman budidaya di perkebunan skala besar. Namun intinya tanaman tersebut layak untuk di budidayakan di kebun pekarangan rumah. Tanaman atau buahnya bisa memberi manfaat langsung kepada orang yang membudidayakan.

Misalkan tanaman sayur, walaupun ini adalah tanaman yang di budidayakan di ladang, namun ketika di taman di pekarangan buahnya juga bisa langsung dimanfaatkan, itu adalah prinsip tanaman hortikultur.

Bukan Golongan Hortikultur
Di beberapa tempat mungkin terdapat tanaman kakao dan cengkeh di pekarangan. Meskipun ada yang menanam di pekarangan, namun tanaman tersebut bukan dalam kategori Hortikultura, karena perlu proses lagi untuk bisa dimanfaatkan. Kakao dan  cengkeh adalah kategori tanaman industri.

No comments :

Post a Comment

Pembatasan PMA Hortikultura Untuk Nilai Tambah Industri Dalam Negeri

No comments
Pembatasan PMA Hortikultura Untuk Nilai Tambah Industri Dalam Negeri - Ketua Komisi IV DPR RI. Herman Khaeron mempersilahkan siapapun untuk melakukan uji materi terkait pembatasan Penanaman Modal Asing (PMA) di bidang hortikultura.

Pembatasan PMA Hortikultura Untuk Nilai Tambah Industri Dalam Negeri

Dalam Undang-undnag 13 Tahun 2010 disebutkan bahwa PMA dibatasi maksimal 30 persen saja. "Harapannya, dengan pembatasan dapat memberikan nilai tambah dan pengusahaan terhadap lahan khususnya kawasan negara terjaga," kata dia, kemarin.

DPR beranggapan pembatasan ini juga akan memberikan nilai tambah untuk industri dalam negeri. PMA bisa bermitra dengan investor lokal jika ingin mengembangkan usahanya. Tanpa pembatasan ini, khawatir pihak tertentu dapat mengeruk keuntungan dengan sebesar-besarnya dari berbagai sumber.

Keputusan DPR untuk mempertahankan Undang-undang ini menurut dia sudah bulat. Namun siapapun berhak melontarkan argumentasi jika keberatan dengan kebijakan ini. "Keputusan kami bulat. Namun MK memang tempatnya adu argumentasi, silahkan saja," ujar Herman.

(Sumber : Republika.co.id)

No comments :

Post a Comment

Kesejahteraan Petani Hortikultura Di Sulut Meningkat Tajam

No comments
Kesejahteraan Petani Holtikultura Di Sulut Meningkat Tajam - Nilai Tukar Petani (NTP) berada di atas angka 100 yakni 103.92. Hal ini membuat kesejahteraan para Petani, khususnya petani tanaman hortikultura di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) meningkat.

Kesejahteraan Petani Holtikultura Di Sulut Meningkat Tajam

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Albert Nicholas mengatakan, NTP sub sektor tanaman holtikultura di Sulut pada Maret 2014 tercatat 103.92, menandakan kesejahteraan petani di sektor tersebut sangat baik, NTP sub sektor tanaman holtikultura mengalami peningkatan, dari 0,34 persen dari 103.57 di Februari 2014 menjadi 103.92 pada Maret 2014.

"Perubahan ini terjadi akibat indeks diterima petani 0,84 persen yakni melebihi indeks yang dibayar hanya 0,50 persen," Tutur Albert,seperti dikutip dari antaranews, Senin,(14/4).

Jika dilihat dari sisi pengeluaran petani besarnya indeks harga konsumsi rumah tangga para petani mengalami peningkatan yakni sebesar 0,52 persen, hal serupa juga terjadi pada indeks biaya produksi dan penambahan barang modal meningkat sebesar 0,39 persen.

"Indeks konsumsi rumah tangga para petani yang meningkat, lebih disebabkan oleh indeks harga pada jenis makanan jadi, minuman ,rokok dan tembakau sebesar 0,80 persen," katanya.

Albert menambahkan, sedangkan indeks yang diterima petani, berasal dari komoditi seperti cabai merah 10,00 persen, cabai rawit 6,37 persen dan buncis 2,29 persen, hal ini mengindikasikan perubahan indeks cukup besar.

"Sedangkan dari hasil petani berupa nangka, nanas dan alpukat memberikan persentase penurunan relatif besar yaitu masing-masing -6,69 persen, -534 persen dan -3,54 persen," ungkap albert.

Ini menunjukan Nilai NTP pada sub sektor tanaman hortikultura di atas angka 100, bahwa secara umum kemampuan daya beli sub sektor tersebut bisa dikatakan lebih baik dibandingkan pada tahun 2012.

(Sumber: Merdeka.com)

No comments :

Post a Comment

Kisah Sukses Sadarsah dengan Bisnis Kopi Gayo

No comments
Kisah Sukses Sadarsah dengan Bisnis Kopi Gayo - Sadarsah, pria kelahiran Medan 19 November 1974 ini melalui CV Arvis Sanada, perusahaan yang ia dirikan pada tahun 2006, mengekspor kopi gayo ke Amerika Serikat, Inggris, Kuwait, Taiwan, Korea, Australia, Jepang, dan Laos. Setiap bulan ia mengirim 15 kontainer ke negara-negara tersebut.

Kisah Sukses Sadarsah dengan Bisnis Kopi Gayo

Dua varietas kopi arabika gayo, yakni Gayo 1 dan Gayo 2 adalah varietas unggul berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 3998/Kpts/SR.120/12/2010, Tanggal 29 Desember 2010. Gayo 1 merupakan varietas Arabusta Timtim, dan gayo 2 adalah verietas Borbor. Kelebihan kedua varietas ini adalah tahan terhadap karat daun, nematode dan penggerek buah kopi. Selain itu kedua varietas ini memiliki citarasa dan aroma excellent, sehingga menjadikan jenis kopi ini menjadi favorit di pasar dunia.

Sadarsah mulai mengenal bisnis kopi ketika lulus kuliah pada tahun 2001. Saat itu dia masih menjadi tenaga pemasar di lima perusahaan eksportir kopi di Medan, Sumatra Utara. Setelah hampir lima tahun bekerja, alumnus Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU) ini mulai memilih jalan untuk berwirausaha sendiri.

Pada 2006, dengan modal pinjaman dari seorang teman, Sadarsah mendirikan CV Arvis Sanada di Medan. Dia perlu membuat badan usaha karena melihat peluang besar dalam bisnis ekspor kopi. Apalagi ketika itu dunia sedang mengalami krisis kopi.

Ekspor perdana yang cuma satu kontainer itu ternyata menjadi pembuka pintu gerbang bagi Sadarsah untuk memasuki perdagangan kopi dunia. Dengan mengusung slogan “Quality, Trust, and Excellence,” pertumbuhan bisnis Sadarsah melesat pesat. Jika pada 2006, omzetnya hanya Rp 600 juta per bulan dengan kemampuan ekspor kopi hanya satu kontainer. Tahun berikutnya omzet sudah melonjak drastis hingga Rp 1,5 miliar per bulan.

Sadar dengan peluang besar itu, Sadarsah pun berupaya untuk mendapatkan sertifikat kopi organik dari lembaga sertifikasi Control Union di Belanda. Sertifikat tersebut seperti Fair Trade, organic coffee, dan rain forest . Sertifikat –sertifikat ini akan menambah nilai harga kopi arabika gayo di pasar dunia. Dengan modal tambahan berupa sertifikat itu, ekspor kopi Sadarsah pun makin lancar.

Mengangkat Nasib Petani Kopi

Kesuksesan Sadarsah membangun bisnis kopi melalui CV Arvis Sanada tak lepas dari keberhasilannya membangun kemitraan dengan petani kopi. Berkat keluwesan bergaul, saat ini Sadarsah telah menjalin kemitraan dengan 7.000 petani kopi yang tersebar di Aceh Tenggara, dan Lintong, Sumatra Utara, dari para petani kopi itulah Sadarsah mendapatkan pasokan kopi dan sukses mengekspornya ke berbagai negara. Kepiawaian dia bergaul tak lepas dari masa lalunya yang besar dari keluarga petani kopi.

Untuk mendapatkan kepercayaan petani, Sadarsah mengajak para petani kopi untuk mendirikan koperasi. Tahun 2006 berdirilah koperasi petani kopi bernama KSU Arinagata dengan jumlah anggota 335 petani. KSU Arinagata itu mengelola lahan kopi seluas 2.700 hektare (ha) yang tersebar di Aceh Tenggara dan Bener Meriah (Takengon). Anggota koperasi itulah yang rutin memasok kopi gayo kepada Sadarsah.

Jalinan kerjasama antara Sadarsah dengan petani itulah yang membuat Sadarsah bisa mendapatkan pasokan kopi 5.400 ton per tahun. Kopi itu ia beli Rp 65.000 per kg dan dijual dengan harga Rp 70.000 per kg sampai dengan harga Rp 75.000 per kg.

Sengketa Merek

Keberhasilan Sadarsah bersama CV Arvis Sanada mengekspor kopi gayo ke berbagai negara memang tak semudah membalik telapak tangan. Berbagai rintangan harus ia lewati agar bisa menjajakan kopi tanah Andalas ke mancanegara. Salah satu problem yang pernah dihadapi Sadarsah adalah keberatan atas merek gayo yang dilayangkan perusahaan kopi asal Belanda, Holland Coffee, pada 2008 silam. Perusahaan itu mengklaim, Sadarsah telah menjiplak merek kopi produksi mereka.

Holland Coffee secara terang-terangan melarang Sadarsah menggunakan kata gayo pada merek kopinya, Arabica Sumatera Gayo. Apalagi kopi milik Sadarsah itu juga beredar luas di Negeri Belanda. Perusahaan itu menyatakan, merek gayo pada kopi mereka itu sudah terdaftar dalam undang-undang merek di Belanda. Karena itu, penggunaan kata gayo oleh Sadarsah dinilai melanggar aturan merek di Belanda.

Namun Sadarsah sebagai warga negara Indonesia mengatakan bahwa dirinya lebih berhak menggunakan kata gayo ketimbang orang Belanda yang menggunakan kata itu. Apalagi kata gayo adalah nama daerah di Indonesia bukan nama daerah di Belanda..

Untuk mempertahankan merek gayo itu Sadarsah mengajukan sertifikat asal-usul kopi. Baru Mei 2010 dia berhasil mengantongi sertifikat IG (indikasi geogafis) dari International Fair Trade Organization (IFTO). Sertifikat itu menyatakan Sadarsah berhak memakai kata gayo pada produk kopi miliknya yang berasal dari Gayo. Berkat sertifikat IG itulah Sadarsah menjadi percaya diri memperkenalkan kopi gayo keseluruh dunia. Oktober 2010 ia membawa kopi gayo dalam acara Lelang Spesial Kopi Indonesia di Bali. “Kopi Sumatera Arabika Gayo mendapat nilai tertinggi saat cupping score ,” katanya.

Ternyata ada hikmah dibalik sengketa merek “Gayo” antara Holland Coffee dan Sadarsah. Dengan kejadian itu memantapkan posisi kopi gayo sebagai kopi organik terbaik dunia. “Dulu banyak yang tak kenal kopi gayo, setelah sengketa merek itu, kopi gayo malah jadi terkenal,” kata pak Sadarsah.

No comments :

Post a Comment

Tahun Ini, DKI Bangun 20 Lokasi Pertanian Modern

No comments
Tahun Ini, DKI Bangun 20 Lokasi Pertanian Modern - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun sistem pertanian modern atau hidroponik di Rumah Susun Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Tempat pertanian itu akan dijadikan sebagai contoh dan akan dibangun di 20 lokasi lainnya di Jakarta.

Tahun Ini, DKI Bangun 20 Lokasi Pertanian Modern

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengklaim, pertanian modern di rumah susun Marunda itu merupakan green house yang pertama di Jakarta. Dari mulai menanam hingga panen dibutuhkan waktu sekitar 27 hari atau sekitar satu bulan. Tanaman yang ditanam di sana diutamakan sayur-sayuran untuk dijual di supermarket dan restoran.

"Ini percobaan tapi lumayan berhasil, hari minggu mau panen dan dijual," kata Jokowi, sapaan Joko Widodo di rusun Marunda, Jumat, 11 April 2014.

Untuk menggarap pertanian kota itu, butuh 10 orang petani kota. Para petani itu dilatih secara khusus untuk bisa bercocok tanam modern dengan teknologi dengan menggunakan green house dan hidroponik.

"Yang kelola kelompok tani, ini green house dan bibitnya kami beri bantuan. Tapi diajarinya oleh petani hidroponik, Dua bulan atau tiga bulan harus bisa, nanti pindah ke tempat yang lain," terangnya.

Jokowi menambahkan, untuk tahun ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun sebanyak 20 titik pertanian modern itu. Lokasinya akan diutamakan di rumah susun yang ada di Jakarta. Kemudian di beberapa kampung deret yang sebelumnya sudah dibangun.

Kata Jokowi, modal untuk membangun satu ruangan hidroponik atau pertanian modern itu dibutuhkan biaya Rp500 juta. Kemudian setiap kali panen bisa mendapatkan keuntungan Rp20-24 juta di mana setiap satu hidroponik itu digarap oleh 10 orang.

"Kalau dikelola bersepuluh berarti kira-kira Rp2,4 juta per orang. Tapi ini kan ada yang sudah punya kerjaan, ini bisa jadi sambilan juga sore atau pagi saja," terangnya.

No comments :

Post a Comment

5 Komoditas Pertanian dan Perkebunan Indonesia yang Mendunia

No comments
5 Komoditas Pertanian dan Perkebunan Indonesia yang Mendunia - Kita patut berbangga ternyata beberapa produk pertanian dan perkebunan Indonesia sangat mendunia. Ditengah meluapnya arus impor barang konsumsi dari luar negeri, komoditas pertanian dan perkebunan masih menjadi komoditi unggulan di kancah internasional. Kali ini akan kita ulas sedikit mengenai 5 komoditas pertanian dan perkebunan Indonesia yang mendunia.

5 Komoditas Pertanian dan Perkebunan Indonesia yang Mendunia

1. Kelapa Sawit
Indonesia menempatkan diri sebagai produsen minyak sawit mentah terbesar di dunia. Pada tahun 2011 Indonesia menguasai pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 47% mengungguli Malaysia di tempat ke 2 dengan 39%. Ekspor kelapa sawit mampu menyumbang devisa Negara sebesar USD 14 miliar pada tahun 2010 dan diperkirakan akan terus meningkat secara signifikan dari tahun ketahunnya.

2. Rempah-rempah

Sejak dahulu kala, Indonesia terkenal akan rempah-rempahnya. Tanaman rempah-rempah yang tumbuh subur di Indonesia menarik minat bangsa lain untuk menguasainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dahulu banyak bangsa asing yang kaya raya akibat rempah-rempah dari Indonesia yang mempunyai nilai sangat tinggi. Sampai saat ini Indonesia masih sebagai eksportir utama rempah-rempah di dunia, diantaranya adalah pala (no. 1), kayu manis (no. 1), cengkeh (no 1) dan lada (no. 2).

3. Kakao

Indonesia merupakan penghasil kakao no 3 di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Produksinya terus tumbuh rata-rata 3,5% per tahun, pada tahun 2014 pemerintah berkomitmen untuk mengalahkan kedua Negara tersebut untuk menduduki peringkat pertama sebagai penghasil kakao terbesar di dunia. Pada tahun 2010 produksi kakao Indonesia mencapai 574 ribu ton atau menyumbang 16% produksi kakao dunia, sedangkan Pantai Gading di peringkat pertama dengan 1,6 juta ton, atau menyumbang sebesar 44%.

4. Karet

Indonesia menempati peringkat ke 2 setelah Thailand sebagai pemasok karet mentah dunia. Ada yang menyebut Indonesia sebagai Arabnya karet dunia. Meskipun kalah dalam hal jumlah dan produktifitas perkebunan karet, namun karet Indonesia disebut-sebut menang secara kualitas dibanding karet dari Thailand. Pada tahun 2011 produksi karet di Indonesia mencapai 2,8 juta ton.

5. Kopi

Saat ini Indonesia menduduki peringkat 3 sebagai produsen kopi dunia dibawah Brazil dan Kolombia. Basarnya produksi kopi Indonesia per tahun rata-rata sekitar 600 ribu ton. Dari angka ini Indonesia dapat mensuplai  7% kebutuhan kopi dunia.

No comments :

Post a Comment

Kondisi Pertanian Indonesia Saat Ini

3 comments
Kondisi Pertanian Indonesia Saat Ini - Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.

Kondisi Pertanian Indonesia Saat Ini

Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.

Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani. Selain itu, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah kerja keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil dari pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah lingkungan.

2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.

3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.

4. Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada tahun 2014.

5. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.6. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.

6. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.

7. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.

8. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.

9. Mewujudkan segera reforma agraria.

10. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.

11. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp, dan lain-lain.

12. Membrantas mafia-mafia pertanian. 

13.Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program kemahasiswaan.

Banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Pembangunan adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi keadilan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana Sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistik. @diperoleh dari berbagai sumber).



Kriteria Menteri Pertanian Indonesia

1. Berlatar belakang pendidikan pertanian serta menguasai ilmu pertanian terapan dan teknis.

2. Berani turun secara langsung kelapangan melihat kondisi permasalahan pertanian di Indonesia.

3. Mampu menjadikan pertanian sebagai leading sector perekonomian bangsa.

4. Bersedia berkomunikasi dan bekerjasama serta mengikutsertakan petani, mahasiswa, institusi, dan instansi pertanian dalam pengambilan kebijakan.

5. Membuat dan mampu mengawal kebijakan-kebijakan yang berpihak pada upaya pembangunan pertanian dan kepentingan petani.

6. Berpengalaman dan berdedikasi di bidang pertanian.

7. Memiliki track record yang baik (tidak pernah terlibat kasus hukum).

8. Loyal terhadap pemerintah dan NKRI.

9. Mewujudkan program wilayah bebas korupsi (wbk) di Departemen Pertanian.

10. Berani bertindak cepat dan tepat dalam mengambil keputusan untuk kemajuan pertanian Indonesia.

11. Mampu mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia pada tahun 2014.

12. Berani membuat program peningkatan kesejahteraan untuk petani.

13. Berani membuat kebijakan bersama dengan Departemen Pendidikan Nasional agar dunia pendidikan pertanian lebih diperhatikan dan maju.

3 comments :

Post a Comment

Berbagai Jenis Alat - Alat Pertanian

No comments
Berbagai Jenis Alat - Alat Pertanian - Alat dan mesin pertanian merupakan semua barang atau benda yang digunakan oleh para petani untuk melakukan proses kegiatan bertani. Fungsi dari alat pertanian adalah melakukan pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan manusia, mengembangkan keamanan dan kenyamanan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja, mengembangkan kualitas agar mutu terjamin serta hasil dan prosesnya bisa diandalkan, mengembangkan kapasitas kerja agar intensitas tanam serta luas tanam bisa bertambah, mencegah adanya penurunan minat kerja di sektor pertanian, memberikan tenaga tambahan untuk kawasan yang membutuhkan tenaga kerja. Alat pertanian sangat fungsional dan banyak jenisnya, sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah beberapa jenis alat - alat pertanian:

Berbagai Jenis Alat - Alat Pertanian

Sumber Traksi dan Daya

Traktor
Traktor roda rantai

Pengolahan tanah

Rotavator
Kultivator
Bajak singkal
Garu sisir
Garu piring
Garu pegas
Subsoiler
Traktor roda dua

Budidaya Tanaman

Broadcast seeder
Planter
Transplanter
Rice Transplanter
Potato planter
Plastic mulch layer
Seed drill

Pemupukan dan Pengendalian Hama

Broadcast spreader
Manure spreader
Sprayer

Irigasi

Center pivot irrigation
Pompa air
Sprinkler
Irigasi tetes


Pemanen tebu
Chaser bin
Reaper
Binder
Combine harvester
Pemanen jagung
Pemetik kapas
Truk pertanian
Pemanen kentang
Thresher
Penggiling gabah
Polisher
Grain conveyor

Sortasi

Sortasi berat
Sortasi warna
Sortasi NIR
Sortasi dimensi
Sortasi bentuk
Sortasi densitas

Bongkar Muat

Backhoe
Front end loader
Skid-steer loader

Susu

Bulk tank
Mesin pemerah susu
Pipa susu

No comments :

Post a Comment

Modernisasi Alat Pertanian Kurang Dimanfaatkan Petani

No comments
Modernisasi Alat Pertanian Kurang Dimanfaatkan Petani - Meski memiliki manfaat yang cukup banyak akan tetapi tampaknya modernisasi alat - alat pertanian masih belum juga dimanfaatkan secara maksimal, bahkan jika hal ini dibiarkan nantinya bisa menurunkan kuantitas dan kualitas produksi padi.

Modernisasi Alat Pertanian Kurang Dimanfaatkan Petani

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura,pada kantor Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kudus, Harsito dalam kegiatan sinkronisasi dan koordinasi pengusaha pembuat alat - alat dan mesin pertanian di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo Kudus kemarin memaparkan, bahwa saat ini pihaknya sudah mulai mengrahakan petani untuk menggunakan mesin dalam melakukan kegiatan tanam.

"Sebab di Kudus alat dan mesin pertanian sudah  bisa diproduksi sendiri sejak beberapa tahun yang lalu hanya saja masiah sedikit memanfataatkannya, dan mereka masih menggunakan cara - cara konvensional," katanya.

Ia mencontohkan sejumlah alat pertanian yang bisa digunakan dlama kegiatan tanam mauapuanpada saat panen seperti mesin perontok padi, perajang serba guna untuk peternakan, mesin pemipil jagung serta traktor tangan untuk mengolah tanah.

"Sebenarnya dua tahun yang lalu Pemkab Kudus telah memberikan bantuan sekitar 72 unit traktor tangan kepada petani. Selain bertujuan untuk mempermudah pekerjaan mereka, bantuan yang bersifat stimulan tersebut dimaksudkan agar petani bisa beralih menggunakan mesin - mesin pertanian modern," paparnya.
Tekan Kerugian.

Manfaat lain yang bisa dipetik dengan menggunakan mesin pertanian modern in adalah untuk menekan angka kerugian, misalnya saja ketika petani melakukan panen padi tentunya membutuhkan mesin perontok.

"Jika menggunakan cara konvensional merontokkan padi menggunakan cara ditumbuk - tumbukkan otomatis hal itu berpotensi hilangnya butiran - butiran padi sehingga bisa mengakibatkan kerugian, karena kuantitasnya berkurang. Berbeda dengan menggunakan mesin perontok modern, angka kehilangan butriran padi bisa ditekan seminimal mungkin karena mesin tersbeut biasanya dilengkapi dengan penampung," ungkapnya.

Pihaknya juga berharap agar perilaku petani bisa diubah untuk beralih menggunakan mesin pertanian modern, agar hasil produksi tanaman bisa meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya. "Setidaknya alat - alat dan mesin ini bisa menolong petani menambah pemasukan," tandasnya.(Sumber Suaramerdeka.com)

No comments :

Post a Comment

Kemandirian Pertanian Dilakukan secara Bertahap

No comments
Kemandirian Pertanian Indonesia Dilakukan secara Bertahap - Pengelolaan industri pertanian, khususnya bibit pertanian, sedikit demi sedikit harus mulai dikurangi dan dikuasakan kepada perusahaan lokal. Hal ini dikatakan oleh pengamat pertanian dan pemurnian tanaman dari Universitas Padjadjaran, Agung Kurniawan.

Kemandirian Pertanian Dilakukan secara Bertahap

"Untuk sementara, dengan kondisi yang serba terbatas, perusahaan asing bidang pertanian masih harus diberikan keleluasaan untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, di sisi lain, perusahaan lokal juga harus diperluas perannya," kata Agung Kurniawan, di Bandung, Jumat (4/4).

Dia mengatakan banyak perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia menggunakan hasil-hasil penelitian bidang pertanian dari kampus Unpad dan Institute Pertanian Bogor (IPB). Mereka, menurutnya, mengetahui kondisi kebutuhan pasar sehingga jeli dalam melihat peluang pasar, khususnya untuk produk bibit pertanian, termasuk di antaranya hortikultura.

"Saya banyak melakukan penelitian, kita memiliki jutaan plasma nutfah yang beragam. Tinggal bagaimana pemerintah memberikan insentif kepada peneliti dan perusahaan lokal untuk mengembangkan hasil penelitian sebagai produk yang laku di pasar sesuai kebutuhan petani," tegasnya.

Menurutnya, selama ini, banyak hasil penelitian kampus yang dibeli oleh perusahaan asing dari Vietnam atau Malaysia dan hasilnya kembali dipasarkan di Indonesia.

Dia mengatakan petani tidak akan kekurangan benih berkualitas, bergantung dari niat pemerintah untuk memajukan hasil penelitian bidang pertanian.

"Hal yang mudah bagi peneliti untuk mengembangkan dan menemukan bibit berkualitas. Asalkan hasilnya juga bisa ditindaklanjuti pemerintah di mana hasilnya juga dapat meningkatkan pendapatan petani."

Jadi, menurutnya, selama ketersediaan benih pertanian masih belum bisa dicukupi oleh perusahaan lokal, mau tidak mau, bibit pertanian harus didatangkan dari impor atau dari perusahaan asing yang berinvestasi di dalam negeri.

Namun, kebergantungan itu tidak boleh terlalu lama dan itu menjadi tanggung jawab pemerintah.

Undang-Undang Hortikultura, menurutnya, memiliki tujuan baik untuk pertanian, hanya tinggal dalam pelaksanannya harus benar-benar sesuai dengan amanat dalam undang-undang tersebut.

No comments :

Post a Comment

Lapangan Kerja, Perbanyak Industri & Pertanian

No comments
Lapangan Kerja, Perbanyak Industri & Pertanian - Untuk menciptakan lapangan kerja, ekonom menyarankan kepada pemerintah untuk memperluas industri dan sektor pertanian.

Lapangan Kerja, Perbanyak Industri & Pertanian

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, perluasan industri dan pertanian sangat bermanfaat untuk menyerap tenaga kerja formal lebih bayak. "Ciptakan tenaga kerja sektor formal dengan memperbanyak industri dan pertanian. Itu yang harus menjadi fokus pemerintah ke depannya," ujar Enny di Jakarta, Sabtu (5/4/2014).

Enny mengatakan, bila pekerja formal telah banyak itu akan meningkatkan daya beli masyarakat. Tentu saja dengan daya beli masyarakat naik, akan mengerek kegiatan perekonomian sekitar.

Desakan memperluas industrialisasi dan pertanian secara gencar karena pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun lalu 5,7% dan hanya menciptakan tenaga kerja 1%. "Itu berarti enggak ngefek ke masyarakat yang mencari pekerjaan formal," kata Enny.

Denga demikian, kanjut Enny pemerintah hanya menggeser penggangguran terbuka ke pengangguran terselubung. Padahal, masyarakat menginginkan kerja secara formal. "Ini tidak ada indikator kesejahteraan riil. Seharusnya menciptakan kesempatan kerja sampai 40%," kata Enny.

Badan Pusat Statistik menyebutkan pada Februari 2013, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 5,92 Persen pada 2013. Mengalami penurunan dibandingkan TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen dan TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen.(Sumber : Inilah.com)

No comments :

Post a Comment

Kementan Sumbang Rp 200 Juta Untuk Usaha Tani & Ternak Di Sumbar

No comments
Kementerian Pertanian memberikan bantuan kepada para usaha tani dan peternak sapi di Jorong Taratak VIII, Nagari Atar, Kecamatan Padang Ganting, Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). Dana sebesar Rp 200 juta yang diberikan melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).
Kementan Sumbang Rp 200 Juta Untuk Usaha Tani & Ternak Di Sumbar

“Pemerintah daerah menyambut baik bantuan pengembangan jalan sepanjang dua kilometer dengan biaya sebesar Rp 200 juta dan siap melanjutkan pengaspalan jalan,” kata Bupati Tanahdatar, M. Shadiq Pasadigoe, Jumat (4/4).
Shadiq memberikan apresiasi terhadap upaya Kementan dalam membantu pembangunan jalan tersebut. Karena bantuan ini dinilai akan dapat menunjang kegiatan pertanian dan peternakan sapi di Kelompok Tani Mitra Saiyo dan masyarakat sekitarnya.
“Dibukanya akses jalan selebar dua meter tersebut membuat petani lebih mudah mengangkut hasil pertanian, pakan ternak dan pengembangan usaha ternak sapi,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Nagari Atar, Zainir menjelaskan pelaksanaan pembangunan jalan pertanian ini dikerjakan secara bergotong-royong antar sesama masyarakat. Ia mengharapkan jalan tersebut dapat diaspal dan dibuat jalan di sekeliling Talago sepanjang 1,7 kilometer dengan luas talago sekitar 5 hektare.(Sumber : merdeka.com)

No comments :

Post a Comment

Bawang Goreng Palu Tembus Korea Selatan

No comments
Bawang merah merupakan salah satu bumbu yang wajib ada pada masakan.

Selain dimanfaatkan sebagai bahan dasar, bawang merah goreng juga berfungsi sebagai pelengkap kudapan. Cita rasa makanan dijamin makin istimewa berkat irisan bawang yang tipis dan renyah tersebut.

Bawang Goreng Palu Tembus Korea Selatan

Proses membuat irisan bawang goreng cukup mudah. Anda tinggal mengiris tipis bawang merah, menggorengnya di minyak panas, dan meniriskan minyak hingga kering. Namun, bagi Anda yang tak biasa memasak, proses ini  bisa membuat air mata berlinang. Belum lagi bau khas bawang yang semerbak tercium di dapur.

Kendala ini ternyata membuka peluang bisnis baru yaitu bawang goreng dalam kemasan. Para pelaku usaha bawang goreng berlomba-lomba menawarkan produk bercita rasa tinggi yang cocok dengan selera masyarakat. Bawang goreng pun siap disantap kapan saja dan dimana saja. Praktis bukan?

Salah satu pelaku usaha yang sukses memasarkan bawang goreng dalam kemasan adalah Ragwan Hasan Al Idrus. Bersama suaminya, Fauzi Salim, Ragwan merintis bisnis bawang goreng yang diberi nama Sal-Han sejak 2004.

Perempuan asal Palu, Sulawesi Tengah ini mengaku tertarik menggeluti bisnis makanan karena besarnya pasar yang dapat digarap. Apalagi bawang merah khas Palu merupakan komoditas unggulan. “Saya gunakan adalah bawang batu. Bawang ini hanya tumbuh di lembah Palu,” katanya.

Ragwan menuturkan karakteristik bawang batu khas Palu ini berbeda dengan bawang lainnya. Bentuknya bulat berwarna putih keunguan. Selain itu, bawang ini juga memiliki sedikit kandungan air. Tak heran, bawang akan terasa renyah dan harum setelah digoreng.

Setelah jadi, dia mempromosikan bawang goreng kepada keluarga dan teman-temannya. Tak disangka, sambutan yang dia dapat sangat positif. Ragwan dan Fauzi pun makin bersemangat menggeluti bisnis ini.

Seiring berjalannya waktu, jumlah permintaan bawang merah Sal-Han kian meningkat. Ragwan pun berusaha memenuhi permintaan konsumen dengan menambah kapasitas produksi. Jika dulu dia hanya mampu memproduksi 60 kilogram bawang, kini kapasitas produksi menembus 7—15 ton per bulan.

Bahan baku dipasok dari petani-petani bawang yang ada di sekitar Palu. Namun, dia tak ingin bergantung sepenuhnya kepada komoditas bawang di pasar. “Saya membuka ladang bawang sendiri. Saat ini luasnya mencapai 5 hektar. Hasil panen dari ladang hanya memenuhi 50% kebutuhan, sisanya saya tetap gunakan bawang dari petani,” kata Ragwan.

Ragwan menjual bawang goreng dengan harga Rp180.000—Rp250.000 per kilogram. Kendati terbilang mahal, bawang goreng Sal-Han tetap laris di pasaran karena rasa gurih dan tekstur nan renyah. Margin keuntungan yang didapat mencapai 30%—40% dengan nilai omzet menembus Rp2 milyar per tahun.

Sebagai salah satu bahan baku makanan, komoditas bawang merah tentu dibutuhkan oleh masyarakat luas. Sayangnya, harga jual bawang merah acap kali naik turun. Hasilnya, para pelaku usaha bawang goreng pun harus tunduk dengan harga jual di pasaran.

Kendala ini dilihat oleh Ragwan. Perempuan yang pernah berprofesi sebagai guru ini merasa dirinya tak bisa bergantung ke stok bawang di pasar jika ingin meraih sukses. Di awal-awal produksi, dia sering mengalami kelangkaan bahan baku dan harga jual bawang yang tinggi.

Ragwan pun menemukan ternyata masalahnya ada di cuaca. “Cuaca di Palu sangat ekstrim. Ini yang membuat petani banyak mengalami gagal panen,” katanya. Untuk mengatasi hal tersebut, Ragwan dan suaminya mulai menyewa lahan di beberapa tempat. Jika ada satu lahan yang gagal panen, dia tetap bisa mendapat hasil bawang dari lahan lainnya.

Setelah mendapat pasokan bawang goreng, Ragwan membawa bahan baku tersebut untuk digoreng. Dia mengatakan proses pembuatan bawang goreng sangat sederhana. Pertama, bawang merah dikupas dan dicuci bersih. Bawang tersebut lalu dirajang menggunakan mesin hingga menghasilkan lembaran tipis. Lebih lanjut, irisan bawang digoreng di minyak panas sampai berwarna kuning kecoklatan. Terakhir, bawang goreng dimasukkan ke dalam mesin pengering (spinner) untuk memisahkan minyak.

No comments :

Post a Comment

Harga Cabai Rawit Bangka Tembus Rp 100 Ribu/Kg

No comments
Harga Cabai Rawit - Saat ini harga cabai rawit Bangka hampir menyentuh Rp 100 ribuan perKilogram (Kg). Dibanding harga cabai panjang justru lebih murah berkisar Rp 22 ribu untuk cabai luar pulau (Bangka) dan Rp 25 ribu untuk cabai lokal.

Harga Cabai Rawit Bangka Tembus Rp 100 Ribu/Kg

Seorang pemilik warung kebutuhan pokok di Pasar Induk Pangkalpinang, Kandar (31) mengatakan pada Bangkapos.com bahwa harga cabai yang turun justru harga cabai merah. Normalnya harga cabai panjang baik lokal maupun dari luar pulau (Bangka) berkisar pada harga Rp 30-35 ribu.

"Itu harganya hari ini,  kalau saya yang jual seharga Rp 22 ribu untuk cabai dari Jawa dan 25 ribu untuk cabai lokal", ujar Kandar ketika ditemui Bangkapos.com di sela-sela aktivitasnya mengupas bawang putih jualannya, Kamis (3/4/2014) petang.

Sebelumnya hasil survey monitoring dan evaluasi harga rata-rata bahan pokok pangan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pangkalpinang di Pasar Pagi, Kamis (3/4/2014) pagi diketahui harga cabai rawit merah Palembang berada di kisaran harga mendekati Rp 80ribuan, setelah seminggu sebelumnya ada pada harga Rp 60ribuan.(Sumber : bangka.tribunnews.com)

No comments :

Post a Comment

El Nino ancam pertanian Indonesia

No comments
Pertanian Indonesia - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meramalkan beberapa wilayah Indonesia bakal terdampak El Nino (gejala gangguan iklim yang diakibatkan oleh naiknya suhu permukaan laut Samudera Pasifik).

El Nino ancam pertanian Indonesia

"Potensi El Nino memang ada dan kemungkinan, jika terjadi, setelah pertengahan tahun," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Widada Sulistya di Jakarta.

El Nino terjadi akibat perubahan pola angin dan curah hujan sehingga menjadi lebih kering. "Bukan hanya Indonesia yang mengamati ini tapi seluruh dunia. Belum ada yang mengatakan terjadi El Nino, tapi potensi itu ada," tambah Widada.

Jika memang benar El Nino terjadi pada Juni-Juli mendatang, maka wilayah Indonesia yang sebagian mengalami musim kemarau akan lebih kering. "Akibatnya akan terjadi kekeringan, gagal panen sampai kebakaran lahan," kata Widada.

Menurut dia, BMKG sudah menginformasikan adanya potensi El Nino tersebut ke pihak-pihak terkait seperti Kementerian Pertanian.(Sumber : waspada.co.id)

No comments :

Post a Comment

Buruh Tani Minim, Petani Kujon Gunakan Transplanter

No comments
Mekanisasi menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi sulitnya mencari buruh tani, terutama saat masa tanam dan musim panen raya. Seperti yang dilakukan petani Desa Kujon, Kecamatan Ceper, Klaten. Mereka menggunakan transplanter atau mesin tanam sehingga pekerjaan lebih efisien.

Buruh Tani Minim, Petani Kujon Gunakan Transplanter

Penggunaan transplanter baru dimulai musim tanam lalu. Namun hasilnya sudah bisa dirasakan. Mekanisasi dirasa lebih efisien dibandingkan dengan cara tanam tradisional. Biaya produksi dapat ditekan, karena tak lagi membutuhkan buruh tanam yang kini semakin langka dan harus mengantre.

''Kami mendapat bantuan transplanter dari Kementerian Pertanian, hasilnya cukup menggembirakan. Jauh lebih efisien dibandingkan dengan menanam dengan cara tradisional. Biaya produksi bisa ditekan sehingga menguntungkan petani,'' kata Ketua Kelompok Tani Tunas Makmur II Desa Kujon, Muladi, Rabu (2/4).

Dengan kehadiran alat dan mesin pertanian (alsintan), petani perlu lagi mengkhawatirkan minimnya buruh tani di saat musim tanam dan musim panen raya. Waktu yang diperlukan juga semakin efisien. Saat ini, jumlah buruh tani semakin minim padahal kebutuhan tenaga pertanian terus meningkat.

Penggunaan mesin memang lebih mudah, karena petani bisa mengoperasikan alat itu secara mandiri. Mereka tidak perlu tenaga operator. Waktunya pun lebih cepat, satu petak lahan hanya butuh waktu 2 hingga 3 jam. Alsintan menjadi solusi di tengah minimnya tenaga pertanian di Klaten.

''Dengan transplanter penggunaan bibit lebih efisien hanya perlu 25 kg per hektare. Kalau dengan cara tradisional butuh bibit 60 kg per hektare. Asupan nutrisi bisa lebih optimal dan pupuk lebih irit karena jarak tanam antar tanaman 30 cm, tanam jadi dapat cukup sinar matahari,'' tegas dia.

Namun bila akan menggunakan transplanter, bibit yang digunakan harus berumur sekitar 12 hari. Petani berharap, pemerintah memberikan lebih banyak bantuan alsintan agar petani tidak kesulitan mencari buruh tani. Untuk pengadaan mandiri, petani masih keberatan karena harga alat tersebut cukup mahal.(Sumber : suaramerdeka.com)

No comments :

Post a Comment

151 RW Di Bandung Akan Disulap Menjadi Kebun

No comments
Dinas Pertanian Kota Bandung akan mendistribusikan berbagai bibit sayuran dan bunga ke 151 RW di Kota Bandung. "Bibit sayuran dan bunga sebagai program Kampung Berkebun unggulan Dinas Pertanian," ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Bandung Elly Wasliah saat membuka Focus Group Discussion  (FGD) Kampung Berkebun di Golden Flower, Rabu (2/4).


Elly mengatakan, tahap pertama Program Kampung Berkebun difokuskan di 151 RW yang tersebar di 151 kelurahan. Jadi satu kelurahan 1 RW yang akan "disulap" menjadi kampung kebun. Menurutnya, diluncurkan Kampung Berkebun karena lahan produktif untuk mengembangkan budiaya pertanian di Kota Bandung semakin berkurangnya.

"Kota Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi Jabar  memiliki pertiumbuhan ekonomi cukup pesat dipicu proses perdagangan, pariwisata, pendidikan dan pemukiman," ujar Elly.

Elly mengatakan, Kampung Berkebun digulirkan Wali Kota Bandung untuk pemenuhan sebagian kebutuhan pangan segar masyarakat dan perbaikan kualitas lingkungan, pemukiman menjadi hijau, asri, bersih dan produlktif.

"Dinas pertanian memberikan gratis mulai dari bibit, tempat, pupuk sampai tanah dan cangkul," ujar Elly.

Tidak hanya peralatan tapi dibantu oleh relawan untuk menanam dan memeliharanya.(Sumber: diperta.jabarprov.go.id)

No comments :

Post a Comment

Indonesia Harus Bangun Industrialisasi Sektor Pertanian

No comments
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Rahmat Pambudi menilai sudah saatnya Indonesia membangun industrialisasi sektor pertanian untuk menggenjot perekonomian dan menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan nasional.


"Jangan lupa pada masa penjajahan dulu, Belanda datang ke tanah air untuk mengambil hasil pertanian berupa rempah-rempah dan lain-lain. Itu artinya kita memiliki sumber daya alam pertanian melimpah, tapi sekarang sektor pertanian dilupakan," kata Rahmat Pambudi dijumpai di Jakarta, Rabu.

Rahmat mengatakan pemerintah saat ini cenderung mendorong industrialisasi manufaktur non pertanian. Hal tersebut menurut dia, baik dilakukan asalkan sektor pertanian tetap diprioritaskan sebagai jati diri perekonomian bangsa.

Dia mengulas pemimpin Indonesia pada era orde lama dan orde baru memiliki perhatian lebih kepada sektor pertanian. Sehingga pada saat itu Indonesia tidak pernah mengimpor hasil tani.

"Sekarang anggaran pertanian besar, namun beras masih impor. Padahal yang penting itu bukan jumlah anggarannya, tapi bagaimana cara mengalokasikan anggaran itu," kata Rahmat. Dia menekankan sektor pertanian Indonesia dapat semakin terpuruk jika tidak segera dibenahi, terlebih dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 mendatang.

"Oleh karena itu kita membutuhkan pemerintah yang bisa mendorong industrialisasi sektor pertanian, agar bangsa ini kembali kuat dan anti-impor," ujar dia.(Sumber : antaranews.com)

No comments :

Post a Comment