Buruh Tani Minim, Petani Kujon Gunakan Transplanter

No comments
Mekanisasi menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi sulitnya mencari buruh tani, terutama saat masa tanam dan musim panen raya. Seperti yang dilakukan petani Desa Kujon, Kecamatan Ceper, Klaten. Mereka menggunakan transplanter atau mesin tanam sehingga pekerjaan lebih efisien.

Buruh Tani Minim, Petani Kujon Gunakan Transplanter

Penggunaan transplanter baru dimulai musim tanam lalu. Namun hasilnya sudah bisa dirasakan. Mekanisasi dirasa lebih efisien dibandingkan dengan cara tanam tradisional. Biaya produksi dapat ditekan, karena tak lagi membutuhkan buruh tanam yang kini semakin langka dan harus mengantre.

''Kami mendapat bantuan transplanter dari Kementerian Pertanian, hasilnya cukup menggembirakan. Jauh lebih efisien dibandingkan dengan menanam dengan cara tradisional. Biaya produksi bisa ditekan sehingga menguntungkan petani,'' kata Ketua Kelompok Tani Tunas Makmur II Desa Kujon, Muladi, Rabu (2/4).

Dengan kehadiran alat dan mesin pertanian (alsintan), petani perlu lagi mengkhawatirkan minimnya buruh tani di saat musim tanam dan musim panen raya. Waktu yang diperlukan juga semakin efisien. Saat ini, jumlah buruh tani semakin minim padahal kebutuhan tenaga pertanian terus meningkat.

Penggunaan mesin memang lebih mudah, karena petani bisa mengoperasikan alat itu secara mandiri. Mereka tidak perlu tenaga operator. Waktunya pun lebih cepat, satu petak lahan hanya butuh waktu 2 hingga 3 jam. Alsintan menjadi solusi di tengah minimnya tenaga pertanian di Klaten.

''Dengan transplanter penggunaan bibit lebih efisien hanya perlu 25 kg per hektare. Kalau dengan cara tradisional butuh bibit 60 kg per hektare. Asupan nutrisi bisa lebih optimal dan pupuk lebih irit karena jarak tanam antar tanaman 30 cm, tanam jadi dapat cukup sinar matahari,'' tegas dia.

Namun bila akan menggunakan transplanter, bibit yang digunakan harus berumur sekitar 12 hari. Petani berharap, pemerintah memberikan lebih banyak bantuan alsintan agar petani tidak kesulitan mencari buruh tani. Untuk pengadaan mandiri, petani masih keberatan karena harga alat tersebut cukup mahal.(Sumber : suaramerdeka.com)

No comments :

Post a Comment