Showing posts with label institut pertanian bogor. Show all posts
Showing posts with label institut pertanian bogor. Show all posts
Kemandirian Pertanian Dilakukan secara Bertahap
Kemandirian Pertanian Indonesia Dilakukan secara Bertahap - Pengelolaan industri pertanian, khususnya bibit pertanian, sedikit demi sedikit harus mulai dikurangi dan dikuasakan kepada perusahaan lokal. Hal ini dikatakan oleh pengamat pertanian dan pemurnian tanaman dari Universitas Padjadjaran, Agung Kurniawan.
"Untuk sementara, dengan kondisi yang serba terbatas, perusahaan asing bidang pertanian masih harus diberikan keleluasaan untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, di sisi lain, perusahaan lokal juga harus diperluas perannya," kata Agung Kurniawan, di Bandung, Jumat (4/4).
Dia mengatakan banyak perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia menggunakan hasil-hasil penelitian bidang pertanian dari kampus Unpad dan Institute Pertanian Bogor (IPB). Mereka, menurutnya, mengetahui kondisi kebutuhan pasar sehingga jeli dalam melihat peluang pasar, khususnya untuk produk bibit pertanian, termasuk di antaranya hortikultura.
"Saya banyak melakukan penelitian, kita memiliki jutaan plasma nutfah yang beragam. Tinggal bagaimana pemerintah memberikan insentif kepada peneliti dan perusahaan lokal untuk mengembangkan hasil penelitian sebagai produk yang laku di pasar sesuai kebutuhan petani," tegasnya.
Menurutnya, selama ini, banyak hasil penelitian kampus yang dibeli oleh perusahaan asing dari Vietnam atau Malaysia dan hasilnya kembali dipasarkan di Indonesia.
Dia mengatakan petani tidak akan kekurangan benih berkualitas, bergantung dari niat pemerintah untuk memajukan hasil penelitian bidang pertanian.
"Hal yang mudah bagi peneliti untuk mengembangkan dan menemukan bibit berkualitas. Asalkan hasilnya juga bisa ditindaklanjuti pemerintah di mana hasilnya juga dapat meningkatkan pendapatan petani."
Jadi, menurutnya, selama ketersediaan benih pertanian masih belum bisa dicukupi oleh perusahaan lokal, mau tidak mau, bibit pertanian harus didatangkan dari impor atau dari perusahaan asing yang berinvestasi di dalam negeri.
Namun, kebergantungan itu tidak boleh terlalu lama dan itu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Undang-Undang Hortikultura, menurutnya, memiliki tujuan baik untuk pertanian, hanya tinggal dalam pelaksanannya harus benar-benar sesuai dengan amanat dalam undang-undang tersebut.
Read More
"Untuk sementara, dengan kondisi yang serba terbatas, perusahaan asing bidang pertanian masih harus diberikan keleluasaan untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, di sisi lain, perusahaan lokal juga harus diperluas perannya," kata Agung Kurniawan, di Bandung, Jumat (4/4).
Dia mengatakan banyak perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia menggunakan hasil-hasil penelitian bidang pertanian dari kampus Unpad dan Institute Pertanian Bogor (IPB). Mereka, menurutnya, mengetahui kondisi kebutuhan pasar sehingga jeli dalam melihat peluang pasar, khususnya untuk produk bibit pertanian, termasuk di antaranya hortikultura.
"Saya banyak melakukan penelitian, kita memiliki jutaan plasma nutfah yang beragam. Tinggal bagaimana pemerintah memberikan insentif kepada peneliti dan perusahaan lokal untuk mengembangkan hasil penelitian sebagai produk yang laku di pasar sesuai kebutuhan petani," tegasnya.
Menurutnya, selama ini, banyak hasil penelitian kampus yang dibeli oleh perusahaan asing dari Vietnam atau Malaysia dan hasilnya kembali dipasarkan di Indonesia.
Dia mengatakan petani tidak akan kekurangan benih berkualitas, bergantung dari niat pemerintah untuk memajukan hasil penelitian bidang pertanian.
"Hal yang mudah bagi peneliti untuk mengembangkan dan menemukan bibit berkualitas. Asalkan hasilnya juga bisa ditindaklanjuti pemerintah di mana hasilnya juga dapat meningkatkan pendapatan petani."
Jadi, menurutnya, selama ketersediaan benih pertanian masih belum bisa dicukupi oleh perusahaan lokal, mau tidak mau, bibit pertanian harus didatangkan dari impor atau dari perusahaan asing yang berinvestasi di dalam negeri.
Namun, kebergantungan itu tidak boleh terlalu lama dan itu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Undang-Undang Hortikultura, menurutnya, memiliki tujuan baik untuk pertanian, hanya tinggal dalam pelaksanannya harus benar-benar sesuai dengan amanat dalam undang-undang tersebut.
Indonesia Harus Bangun Industrialisasi Sektor Pertanian
Admin
2:50 AM
artikel pertanian
,
industri pertanian
,
info pertanian
,
institut pertanian bogor
,
sektor pertanian
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Rahmat Pambudi menilai sudah saatnya Indonesia membangun industrialisasi sektor pertanian untuk menggenjot perekonomian dan menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan nasional.
"Jangan lupa pada masa penjajahan dulu, Belanda datang ke tanah air untuk mengambil hasil pertanian berupa rempah-rempah dan lain-lain. Itu artinya kita memiliki sumber daya alam pertanian melimpah, tapi sekarang sektor pertanian dilupakan," kata Rahmat Pambudi dijumpai di Jakarta, Rabu.
Rahmat mengatakan pemerintah saat ini cenderung mendorong industrialisasi manufaktur non pertanian. Hal tersebut menurut dia, baik dilakukan asalkan sektor pertanian tetap diprioritaskan sebagai jati diri perekonomian bangsa.
Dia mengulas pemimpin Indonesia pada era orde lama dan orde baru memiliki perhatian lebih kepada sektor pertanian. Sehingga pada saat itu Indonesia tidak pernah mengimpor hasil tani.
"Sekarang anggaran pertanian besar, namun beras masih impor. Padahal yang penting itu bukan jumlah anggarannya, tapi bagaimana cara mengalokasikan anggaran itu," kata Rahmat. Dia menekankan sektor pertanian Indonesia dapat semakin terpuruk jika tidak segera dibenahi, terlebih dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 mendatang.
"Oleh karena itu kita membutuhkan pemerintah yang bisa mendorong industrialisasi sektor pertanian, agar bangsa ini kembali kuat dan anti-impor," ujar dia.(Sumber : antaranews.com)
Read More
"Jangan lupa pada masa penjajahan dulu, Belanda datang ke tanah air untuk mengambil hasil pertanian berupa rempah-rempah dan lain-lain. Itu artinya kita memiliki sumber daya alam pertanian melimpah, tapi sekarang sektor pertanian dilupakan," kata Rahmat Pambudi dijumpai di Jakarta, Rabu.
Rahmat mengatakan pemerintah saat ini cenderung mendorong industrialisasi manufaktur non pertanian. Hal tersebut menurut dia, baik dilakukan asalkan sektor pertanian tetap diprioritaskan sebagai jati diri perekonomian bangsa.
Dia mengulas pemimpin Indonesia pada era orde lama dan orde baru memiliki perhatian lebih kepada sektor pertanian. Sehingga pada saat itu Indonesia tidak pernah mengimpor hasil tani.
"Sekarang anggaran pertanian besar, namun beras masih impor. Padahal yang penting itu bukan jumlah anggarannya, tapi bagaimana cara mengalokasikan anggaran itu," kata Rahmat. Dia menekankan sektor pertanian Indonesia dapat semakin terpuruk jika tidak segera dibenahi, terlebih dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 mendatang.
"Oleh karena itu kita membutuhkan pemerintah yang bisa mendorong industrialisasi sektor pertanian, agar bangsa ini kembali kuat dan anti-impor," ujar dia.(Sumber : antaranews.com)
Institut Pertanian Bogor Lahirkan 55 Inovasi Pertanian
Admin
11:32 PM
inovasi pertanian
,
institut pertanian bogor
,
kementrian pertanian
,
produk pertanian
Rektor Institut Pertanian Bogor, Herry Suhardiyanto, mengatakan penelitian IPB menghasilkan 55 jenis inovasi produk pertanian selama 2013. “Hampir semuanya produk pangan, tapi hanya sekitar 10 persen saja yang sudah dimanfaatkan untuk publik,” ujarnya ketika ditemui di gedung Kementrian Pertanian, Senin, 3 Februari 2014.
Hasil inovasi Institut Pertanian Bogor itu, kata dia, dimanfaatkan untuk pengembangan industri pangan dan juga budidaya di daerah lain.
Selama enam tahun, yakni sejak 2008 hingga 2013, IPB menghasilkan 234 inovasi produk pertanian. Rinciannya, pada 2008 ada 21 inovasi, kemudian pada 2009 terdapat 24 inovasi, pada 2010 terdapat 51 inovasi, pada 2011 ada 35 inovasi, pada 2012 ada 48 inovasi, dan pada 2013 terdapat 55 inovasi.
“Produk inovasi itu kami patenkan dan dikembangkan juga dengan lembaga penelitian di luar negeri,” kata Harry.
Dia menilai produk pertanian Indonesia akan bisa bersaing dalam kancah ASEAN Economic Community pada 2015 jika infrastruktur sudah siap. Infrastruktur dimaksud adalah fasilitas penunjang, seperti teknologi yang menyokong distribusi dan pengolahan.
Jalur Pendaftaran Institut Pertanian Bogor (IPB)
Jalur Pendaftaran Institut Pertanian Bogor (IPB) - IPB selain menjadi incaran para calon mahasiswa baru setiap tahunnya. Wajar saja banyak yang ingin menjadi mahasiswa di IPB (Institute Pertanian Bogor). IPB merupakan salah satu Universitas ternama yang ada di Indonesia ini, yang masuk dalam jajaran 500 Universitas Top Sedunia., oleh karena itu banyak sekali peminat yang ingin masuk ke Institute Pertanian Bogor ini.
Penerimaan Mahasiswa Baru di IPB di laksanakan oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) yang telah di sediakan dan di tetapkan setiap tahunnya berdasarkan Keputusan Rektor IPB dengan resmi. Ada 5 jalur untuk masuk ke IPB bagi lulusan SLTA, SMA, D3 dan sederajat, yang sudah di sediakan oleh panitia local penerimaan mahasiswa baru Institute Pertanian Bogor (IPB) untuk program sarjana.
SNMPTN, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, yaitu jalur masuk berdasarkan penjaringan prestasi akademik.
SBMPTN, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri, atau sebelumnya dikenal dengan Jalur
Ujian Tertulis dan/atau Keterampilan.
Pola penerimaan mahasiswa baru yang dikelola secara mandiri oleh IPB terdiri dari tiga jalur seleksi, yaitu:
Prestasi Internasional dan Nasional (PIN).
Beasiswa Utusan Daerah (BUD).
Ujian Talenta Masuk IPB (UTMI).
UTM IPB (Ujian Talenta Masuk Institut Pertanian Bogor) :
Ujian untuk menjaring kepemimpinan dan kewirausahaan untuk memajukan pertanian yang akan ditempa menjadi sarjana yang tangguh dan calon pemimpin bangsa
Memperluas aksesilibitas untuk menangani ketahanan pangan nasional disertai dengan memasukan dimensi karakter kepribadian
Memberi beasiswa kewirausahaan dan beasiswa ketahanan pangan
Tujuan :
Penyelenggaraan UTM IPB bertujuan untuk menjaring calon mahasiswa yang memiliki minat dan talenta yang tinggi dalam kepemimpinan dan kewirausahaan serta pertanian untuk ditempa menjadi sarjana-sarjana yang tangguh dan menjadi calon-calon pemimpin bangsa yang berwawasan pembangunan pertanian yang kuat.
Persyaratan (Peserta UTM IPB harus memenuhi persyaratan sebagai berikut):
1. Lulus Ujian Nasional SMA (IPA) 3 tahun terakhir
2. Memiliki kesehatan yang baik, tidak buta warna bagi program studi tertentu
Kuota penerimaan mahasiswa baru Institut Pertanian Bogor :
SNMPTN Jalur Undangan : 2284
SNMPTN Jalur Ujian Tertulis : 659
Beasiswa Utusan Daerah : 222
Ujian Talenta Masuk IPB (UTMI) : 322
Total Daya Tampung IPB : 3487
Kuota Bidikmisi : 1000
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)