Showing posts with label pertanian indonesia. Show all posts
Showing posts with label pertanian indonesia. Show all posts
Pemerintah Diminta Izinkan Perdagangan Benih Rekayasa Genetik
Admin
8:10 PM
artikel pertanian
,
benih
,
benih biotek
,
GMO
,
IPB
,
pertanian indonesia
,
rekayasa genetik
Pemerintah dimita segera mengeluarkan regulasi yang mengizinkan perdagangan produk benih yang telah direkayasa secara genetik (genetically modified organism/GMO) di pasar domestik guna menggenjot produktivitas areal tanaman pangan Indonesia.
Ekonom pertanian mendukung usulan ini dengan mengajukan sejumlah bukti akademis yang membeberkan kelebihan benih GMO, atau lazim disebut benih biotek. Namun di sisi lain, pemerintah masih bersikukuh untuk tidak terburu-buru menerbitkan beleid tersebut.
“Tantangan utama pertanian di Indonesia itu permintaan semakin meningkat, tapi areal tanam turun terus. Mau tidak mau produktivitas harus meningkat,” kata ekonom pertanian asal IPB Arief Daryanto, Rabu (28/5/2014).
Arif menjabarkan, sampai saat ini pemerintah masih gagal mendongkrak produktivitas petani Indonesia, sehingga masih tertinggal jauh dibanding dengan negra lain, yang menyebabkan sektor pertanian tidak berdaya saing dan tidak menarik minat investasi.
Seperti komoditas jagung, ujarnya, Indonesia hanya mampu menghasilkan 4-5 ton/ha, sementara regional Amerika Latin mencapai 7 ton/ha dan bahkan, AS sudah menembus angka 9,6 ton/ha.
Arief menjabarkan, belum lagi persaingan di antara 4F, yaitu food, feed, fuel dan financial speculation yang tidak jarang saling bertumbukan.
Dia mengatakan angka yang bisa dicapai oleh negara dan kawasan pertanian tersebut itu didapatkan dari benih GMO. Bahkan, katanya, lebih dari 90% kedelai yang diimpor oleh Indonesia berasal dari benih yang telah direkayasa secara genetis.
IPB, kata Arief, telah membuktikan secara ilmiah bahwa penggunaan benih GMO juga telah meningkatkan produktivitas tanaman jagung hingga 14%.
Apabila diterapkan secara optimal di seluruh areal tanam Indonesia, paparnya, benih GMO bisa menutup importasi jagung yang dilakukan swasta selang 5 tahun belakangan dengan jumlah sekitar 3 juta ton/tahun, atau setara US$2,5 miliar.
Graham Brookes, direktur dari lembaga konsultan ekonomi pertanian PG Economics Limited, mengungkapkan bahwa penggunaan benih GMO di dunia sejak 1996-2012 telah berkontribusi meningkatkan pendapatan petani sekitar US$116,6 miliar, atau setara US$117/ha (sekitar Rp1,36 juta/ha) hanya pada 2012 saja.
“Setiap investasi petani sebesar US$1 untuk penggunaan teknologi benih biotek ini, akan menghasilkan pendapatan tambahan sebesar US3,7,” kata Brookes saat paparan penelitiannya yang bertajuk Assessing The Global Impact of Crop Biotechnology in Improving the Environment and Economy di Bogor.
(Sumber : m.bisnis.com)
Read More
Ekonom pertanian mendukung usulan ini dengan mengajukan sejumlah bukti akademis yang membeberkan kelebihan benih GMO, atau lazim disebut benih biotek. Namun di sisi lain, pemerintah masih bersikukuh untuk tidak terburu-buru menerbitkan beleid tersebut.
“Tantangan utama pertanian di Indonesia itu permintaan semakin meningkat, tapi areal tanam turun terus. Mau tidak mau produktivitas harus meningkat,” kata ekonom pertanian asal IPB Arief Daryanto, Rabu (28/5/2014).
Arif menjabarkan, sampai saat ini pemerintah masih gagal mendongkrak produktivitas petani Indonesia, sehingga masih tertinggal jauh dibanding dengan negra lain, yang menyebabkan sektor pertanian tidak berdaya saing dan tidak menarik minat investasi.
Seperti komoditas jagung, ujarnya, Indonesia hanya mampu menghasilkan 4-5 ton/ha, sementara regional Amerika Latin mencapai 7 ton/ha dan bahkan, AS sudah menembus angka 9,6 ton/ha.
Arief menjabarkan, belum lagi persaingan di antara 4F, yaitu food, feed, fuel dan financial speculation yang tidak jarang saling bertumbukan.
Dia mengatakan angka yang bisa dicapai oleh negara dan kawasan pertanian tersebut itu didapatkan dari benih GMO. Bahkan, katanya, lebih dari 90% kedelai yang diimpor oleh Indonesia berasal dari benih yang telah direkayasa secara genetis.
IPB, kata Arief, telah membuktikan secara ilmiah bahwa penggunaan benih GMO juga telah meningkatkan produktivitas tanaman jagung hingga 14%.
Apabila diterapkan secara optimal di seluruh areal tanam Indonesia, paparnya, benih GMO bisa menutup importasi jagung yang dilakukan swasta selang 5 tahun belakangan dengan jumlah sekitar 3 juta ton/tahun, atau setara US$2,5 miliar.
Graham Brookes, direktur dari lembaga konsultan ekonomi pertanian PG Economics Limited, mengungkapkan bahwa penggunaan benih GMO di dunia sejak 1996-2012 telah berkontribusi meningkatkan pendapatan petani sekitar US$116,6 miliar, atau setara US$117/ha (sekitar Rp1,36 juta/ha) hanya pada 2012 saja.
“Setiap investasi petani sebesar US$1 untuk penggunaan teknologi benih biotek ini, akan menghasilkan pendapatan tambahan sebesar US3,7,” kata Brookes saat paparan penelitiannya yang bertajuk Assessing The Global Impact of Crop Biotechnology in Improving the Environment and Economy di Bogor.
(Sumber : m.bisnis.com)
5 Komoditas Pertanian dan Perkebunan Indonesia yang Mendunia
Admin
11:34 AM
artikel pertanian
,
hasil pertanian
,
info pertanian
,
pertanian indonesia
,
produk pertanian
5 Komoditas Pertanian dan Perkebunan Indonesia yang Mendunia - Kita patut berbangga ternyata beberapa produk pertanian dan perkebunan Indonesia sangat mendunia. Ditengah meluapnya arus impor barang konsumsi dari luar negeri, komoditas pertanian dan perkebunan masih menjadi komoditi unggulan di kancah internasional. Kali ini akan kita ulas sedikit mengenai 5 komoditas pertanian dan perkebunan Indonesia yang mendunia.
1. Kelapa Sawit
Indonesia menempatkan diri sebagai produsen minyak sawit mentah terbesar di dunia. Pada tahun 2011 Indonesia menguasai pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 47% mengungguli Malaysia di tempat ke 2 dengan 39%. Ekspor kelapa sawit mampu menyumbang devisa Negara sebesar USD 14 miliar pada tahun 2010 dan diperkirakan akan terus meningkat secara signifikan dari tahun ketahunnya.
2. Rempah-rempah
Sejak dahulu kala, Indonesia terkenal akan rempah-rempahnya. Tanaman rempah-rempah yang tumbuh subur di Indonesia menarik minat bangsa lain untuk menguasainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dahulu banyak bangsa asing yang kaya raya akibat rempah-rempah dari Indonesia yang mempunyai nilai sangat tinggi. Sampai saat ini Indonesia masih sebagai eksportir utama rempah-rempah di dunia, diantaranya adalah pala (no. 1), kayu manis (no. 1), cengkeh (no 1) dan lada (no. 2).
3. Kakao
Indonesia merupakan penghasil kakao no 3 di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Produksinya terus tumbuh rata-rata 3,5% per tahun, pada tahun 2014 pemerintah berkomitmen untuk mengalahkan kedua Negara tersebut untuk menduduki peringkat pertama sebagai penghasil kakao terbesar di dunia. Pada tahun 2010 produksi kakao Indonesia mencapai 574 ribu ton atau menyumbang 16% produksi kakao dunia, sedangkan Pantai Gading di peringkat pertama dengan 1,6 juta ton, atau menyumbang sebesar 44%.
4. Karet
Indonesia menempati peringkat ke 2 setelah Thailand sebagai pemasok karet mentah dunia. Ada yang menyebut Indonesia sebagai Arabnya karet dunia. Meskipun kalah dalam hal jumlah dan produktifitas perkebunan karet, namun karet Indonesia disebut-sebut menang secara kualitas dibanding karet dari Thailand. Pada tahun 2011 produksi karet di Indonesia mencapai 2,8 juta ton.
5. Kopi
Saat ini Indonesia menduduki peringkat 3 sebagai produsen kopi dunia dibawah Brazil dan Kolombia. Basarnya produksi kopi Indonesia per tahun rata-rata sekitar 600 ribu ton. Dari angka ini Indonesia dapat mensuplai 7% kebutuhan kopi dunia.
Read More
1. Kelapa Sawit
Indonesia menempatkan diri sebagai produsen minyak sawit mentah terbesar di dunia. Pada tahun 2011 Indonesia menguasai pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 47% mengungguli Malaysia di tempat ke 2 dengan 39%. Ekspor kelapa sawit mampu menyumbang devisa Negara sebesar USD 14 miliar pada tahun 2010 dan diperkirakan akan terus meningkat secara signifikan dari tahun ketahunnya.
2. Rempah-rempah
Sejak dahulu kala, Indonesia terkenal akan rempah-rempahnya. Tanaman rempah-rempah yang tumbuh subur di Indonesia menarik minat bangsa lain untuk menguasainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dahulu banyak bangsa asing yang kaya raya akibat rempah-rempah dari Indonesia yang mempunyai nilai sangat tinggi. Sampai saat ini Indonesia masih sebagai eksportir utama rempah-rempah di dunia, diantaranya adalah pala (no. 1), kayu manis (no. 1), cengkeh (no 1) dan lada (no. 2).
3. Kakao
Indonesia merupakan penghasil kakao no 3 di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Produksinya terus tumbuh rata-rata 3,5% per tahun, pada tahun 2014 pemerintah berkomitmen untuk mengalahkan kedua Negara tersebut untuk menduduki peringkat pertama sebagai penghasil kakao terbesar di dunia. Pada tahun 2010 produksi kakao Indonesia mencapai 574 ribu ton atau menyumbang 16% produksi kakao dunia, sedangkan Pantai Gading di peringkat pertama dengan 1,6 juta ton, atau menyumbang sebesar 44%.
4. Karet
Indonesia menempati peringkat ke 2 setelah Thailand sebagai pemasok karet mentah dunia. Ada yang menyebut Indonesia sebagai Arabnya karet dunia. Meskipun kalah dalam hal jumlah dan produktifitas perkebunan karet, namun karet Indonesia disebut-sebut menang secara kualitas dibanding karet dari Thailand. Pada tahun 2011 produksi karet di Indonesia mencapai 2,8 juta ton.
5. Kopi
Saat ini Indonesia menduduki peringkat 3 sebagai produsen kopi dunia dibawah Brazil dan Kolombia. Basarnya produksi kopi Indonesia per tahun rata-rata sekitar 600 ribu ton. Dari angka ini Indonesia dapat mensuplai 7% kebutuhan kopi dunia.
Kondisi Pertanian Indonesia Saat Ini
Admin
11:20 AM
artikel pertanian
,
industri pertanian
,
info pertanian
,
inovasi pertanian
,
pertanian indonesia
Kondisi Pertanian Indonesia Saat Ini - Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani. Selain itu, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah kerja keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil dari pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah lingkungan.
2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.
3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.
4. Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada tahun 2014.
5. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.6. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
6. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.
7. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.
8. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
9. Mewujudkan segera reforma agraria.
10. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.
11. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp, dan lain-lain.
12. Membrantas mafia-mafia pertanian.
13.Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program kemahasiswaan.
Banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Pembangunan adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi keadilan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana Sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistik. @diperoleh dari berbagai sumber).
Kriteria Menteri Pertanian Indonesia
1. Berlatar belakang pendidikan pertanian serta menguasai ilmu pertanian terapan dan teknis.
2. Berani turun secara langsung kelapangan melihat kondisi permasalahan pertanian di Indonesia.
3. Mampu menjadikan pertanian sebagai leading sector perekonomian bangsa.
4. Bersedia berkomunikasi dan bekerjasama serta mengikutsertakan petani, mahasiswa, institusi, dan instansi pertanian dalam pengambilan kebijakan.
5. Membuat dan mampu mengawal kebijakan-kebijakan yang berpihak pada upaya pembangunan pertanian dan kepentingan petani.
6. Berpengalaman dan berdedikasi di bidang pertanian.
7. Memiliki track record yang baik (tidak pernah terlibat kasus hukum).
8. Loyal terhadap pemerintah dan NKRI.
9. Mewujudkan program wilayah bebas korupsi (wbk) di Departemen Pertanian.
10. Berani bertindak cepat dan tepat dalam mengambil keputusan untuk kemajuan pertanian Indonesia.
11. Mampu mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia pada tahun 2014.
12. Berani membuat program peningkatan kesejahteraan untuk petani.
13. Berani membuat kebijakan bersama dengan Departemen Pendidikan Nasional agar dunia pendidikan pertanian lebih diperhatikan dan maju.
Kemandirian Pertanian Dilakukan secara Bertahap
Kemandirian Pertanian Indonesia Dilakukan secara Bertahap - Pengelolaan industri pertanian, khususnya bibit pertanian, sedikit demi sedikit harus mulai dikurangi dan dikuasakan kepada perusahaan lokal. Hal ini dikatakan oleh pengamat pertanian dan pemurnian tanaman dari Universitas Padjadjaran, Agung Kurniawan.
"Untuk sementara, dengan kondisi yang serba terbatas, perusahaan asing bidang pertanian masih harus diberikan keleluasaan untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, di sisi lain, perusahaan lokal juga harus diperluas perannya," kata Agung Kurniawan, di Bandung, Jumat (4/4).
Dia mengatakan banyak perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia menggunakan hasil-hasil penelitian bidang pertanian dari kampus Unpad dan Institute Pertanian Bogor (IPB). Mereka, menurutnya, mengetahui kondisi kebutuhan pasar sehingga jeli dalam melihat peluang pasar, khususnya untuk produk bibit pertanian, termasuk di antaranya hortikultura.
"Saya banyak melakukan penelitian, kita memiliki jutaan plasma nutfah yang beragam. Tinggal bagaimana pemerintah memberikan insentif kepada peneliti dan perusahaan lokal untuk mengembangkan hasil penelitian sebagai produk yang laku di pasar sesuai kebutuhan petani," tegasnya.
Menurutnya, selama ini, banyak hasil penelitian kampus yang dibeli oleh perusahaan asing dari Vietnam atau Malaysia dan hasilnya kembali dipasarkan di Indonesia.
Dia mengatakan petani tidak akan kekurangan benih berkualitas, bergantung dari niat pemerintah untuk memajukan hasil penelitian bidang pertanian.
"Hal yang mudah bagi peneliti untuk mengembangkan dan menemukan bibit berkualitas. Asalkan hasilnya juga bisa ditindaklanjuti pemerintah di mana hasilnya juga dapat meningkatkan pendapatan petani."
Jadi, menurutnya, selama ketersediaan benih pertanian masih belum bisa dicukupi oleh perusahaan lokal, mau tidak mau, bibit pertanian harus didatangkan dari impor atau dari perusahaan asing yang berinvestasi di dalam negeri.
Namun, kebergantungan itu tidak boleh terlalu lama dan itu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Undang-Undang Hortikultura, menurutnya, memiliki tujuan baik untuk pertanian, hanya tinggal dalam pelaksanannya harus benar-benar sesuai dengan amanat dalam undang-undang tersebut.
Read More
"Untuk sementara, dengan kondisi yang serba terbatas, perusahaan asing bidang pertanian masih harus diberikan keleluasaan untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, di sisi lain, perusahaan lokal juga harus diperluas perannya," kata Agung Kurniawan, di Bandung, Jumat (4/4).
Dia mengatakan banyak perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia menggunakan hasil-hasil penelitian bidang pertanian dari kampus Unpad dan Institute Pertanian Bogor (IPB). Mereka, menurutnya, mengetahui kondisi kebutuhan pasar sehingga jeli dalam melihat peluang pasar, khususnya untuk produk bibit pertanian, termasuk di antaranya hortikultura.
"Saya banyak melakukan penelitian, kita memiliki jutaan plasma nutfah yang beragam. Tinggal bagaimana pemerintah memberikan insentif kepada peneliti dan perusahaan lokal untuk mengembangkan hasil penelitian sebagai produk yang laku di pasar sesuai kebutuhan petani," tegasnya.
Menurutnya, selama ini, banyak hasil penelitian kampus yang dibeli oleh perusahaan asing dari Vietnam atau Malaysia dan hasilnya kembali dipasarkan di Indonesia.
Dia mengatakan petani tidak akan kekurangan benih berkualitas, bergantung dari niat pemerintah untuk memajukan hasil penelitian bidang pertanian.
"Hal yang mudah bagi peneliti untuk mengembangkan dan menemukan bibit berkualitas. Asalkan hasilnya juga bisa ditindaklanjuti pemerintah di mana hasilnya juga dapat meningkatkan pendapatan petani."
Jadi, menurutnya, selama ketersediaan benih pertanian masih belum bisa dicukupi oleh perusahaan lokal, mau tidak mau, bibit pertanian harus didatangkan dari impor atau dari perusahaan asing yang berinvestasi di dalam negeri.
Namun, kebergantungan itu tidak boleh terlalu lama dan itu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Undang-Undang Hortikultura, menurutnya, memiliki tujuan baik untuk pertanian, hanya tinggal dalam pelaksanannya harus benar-benar sesuai dengan amanat dalam undang-undang tersebut.
El Nino ancam pertanian Indonesia
Pertanian Indonesia - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meramalkan beberapa wilayah Indonesia bakal terdampak El Nino (gejala gangguan iklim yang diakibatkan oleh naiknya suhu permukaan laut Samudera Pasifik).
"Potensi El Nino memang ada dan kemungkinan, jika terjadi, setelah pertengahan tahun," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Widada Sulistya di Jakarta.
El Nino terjadi akibat perubahan pola angin dan curah hujan sehingga menjadi lebih kering. "Bukan hanya Indonesia yang mengamati ini tapi seluruh dunia. Belum ada yang mengatakan terjadi El Nino, tapi potensi itu ada," tambah Widada.
Jika memang benar El Nino terjadi pada Juni-Juli mendatang, maka wilayah Indonesia yang sebagian mengalami musim kemarau akan lebih kering. "Akibatnya akan terjadi kekeringan, gagal panen sampai kebakaran lahan," kata Widada.
Menurut dia, BMKG sudah menginformasikan adanya potensi El Nino tersebut ke pihak-pihak terkait seperti Kementerian Pertanian.(Sumber : waspada.co.id)
Read More
"Potensi El Nino memang ada dan kemungkinan, jika terjadi, setelah pertengahan tahun," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Widada Sulistya di Jakarta.
El Nino terjadi akibat perubahan pola angin dan curah hujan sehingga menjadi lebih kering. "Bukan hanya Indonesia yang mengamati ini tapi seluruh dunia. Belum ada yang mengatakan terjadi El Nino, tapi potensi itu ada," tambah Widada.
Jika memang benar El Nino terjadi pada Juni-Juli mendatang, maka wilayah Indonesia yang sebagian mengalami musim kemarau akan lebih kering. "Akibatnya akan terjadi kekeringan, gagal panen sampai kebakaran lahan," kata Widada.
Menurut dia, BMKG sudah menginformasikan adanya potensi El Nino tersebut ke pihak-pihak terkait seperti Kementerian Pertanian.(Sumber : waspada.co.id)
Dukung Pertanian Organik, Malang Bangun Minimarket Khusus
Admin
2:46 AM
go organic
,
kelompok tani
,
pertanian indonesia
,
pertanian organik
,
produk pertanian
,
usaha pertanian
Program Pertanian Organik (Go Organic) yang dicanangkan oleh Pemkot Batu, Jawa Timur, akan ditunjang keberadaan minimarket produk organik yang bakal dibangun di kawasan Sidomulyo yang dikenal sebagai sentra tanaman hias.
Priyanto, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batu, mengatakan pendirian minimarket atau swalayan yang khusus menjual aneka produk pertanian organik di Batu harus segera direalisasikan.
“Pendirian minimarket organik tersebut akan sejalan dengan program Go Organic yang diusung Pemkot Batu. Selain itu akan menjadi nilai plus bagi sektor pariwisata di Batu,” kata Priyanto, Kamis (13/3/2014).
Dengan adanya minimarket produk organik tersebut akan membuat wisatawan yang datang ke Kota Batu memiliki banyak pilihan destinasi belanja selain apel dan tanaman hias.
Apalagi produk organik cocok untuk menyasar wisatawan maupun konsumen yang berasal dari golongan menengah ke atas. Selain itu dengan adanya minimarket tersebut petani organik di Kota Batu tidak perlu takut kehilangan pasar atau tempat untuk menampung produk pertanian organik miliknya.
“Ke depan keberadaan minimarket organik tersebut juga bisa dikolaborasikan dengan kalangan perhotelan. Sehingga jika ada tamu bisa diarahkan untuk datang maupun minimal bisa memenuhi kebutuhan sayur mayur organik para tamu,” jelas dia.
Suharto, Kepala Desa Sidomulyo Kota Batu, mengatakan minimarket produk organik seperti sayur mayur dan buah buahan organik akan dibangun di wilayahnya.
Rencana membangun minimarket tersebut juga sudah disosialisasikan ke kelompok tani Gelora Bunga Desa Sidomulyo.
Rencananya minimarket tersebut dibangun di atas lahan rest area milik desa Sidomulyo yang berada di Jalan Bukit Berbunga.
Dengan adanya minimarket organik diharapkan para petani organik di desa Sidomulyo tidak perlu bingung lagi dalam memasarkan hasil pertanian organik mereka karena bisa ditampung di minimarket tersebut.
“Bahkan jika memungkinkan produk organik dari petani desa lain juga akan ditampung,” ujarnya.
Selain itu diharapkan pembangunan minimarket itu bisa direalisasikan tahun depan. Sidomulyo sendiri selama ini dikenal sebagai sentra wisata bunga hias tingkat nasional. Bunga yang menjadi unggulan antara lain krisan, mawar dan bunga pucuk merah.
Dengan berkembangnya pertanian organik di Malang, setidaknya juga ikut mendukung program kementerian pertanian dalam upaya meningkatkan kualitas pertanian Indonesia.
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)